Djakarta Warehouse Project 2024 Day 3: Harinya Sang Maestro Tampil

Oleh: luthfi - 22 Dec 2024
Djakarta Warehouse Project 2024 Day 3: Harinya Sang Maestro Tampil

FOTO: SULINDA SUMARDI
CREATIVEDISC.COM - JAKARTA -
Save the best for the last! Kata tersebut cocok menggambarkan hari ketiga Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 pada tanggal Minggu, 15 Desember 2024 kemarin. Pesta EDM massal tahunan yang diselenggarakan oleh Ismaya Live ini menyimpan penampil terbaiknya di hari terakhir. Sebut saja Hyo, seorang DJ yang merangkap personil girlband legendaris Girls’ Generation, Back In The Days yang berisi legenda lokal, Radical Redemption yang mengguncang telinga dengan musik hardstyle, Dimension dengan sentuhan drum n bass nya yang seru dan San Holo yang memberikan sentuhan pertunjukan rock di lantai dansa berkat permainan gitarnya di tengah set sambil merokok ketika mengarsir gitar.

Selain nama yang sudah disebut di atas, ada dua nama yang tampil secara bergantian dan bisa dibilang merupakan maestro di kancah dunia musik hingar bingar yaitu Steve Aoki dan Anyma.
attachment
Steve Aoki tampil sebelum Anyma membawakan set DJ yang sangat menyenangkan dalam balutan musik multi genre. Om om berusia 47 tahun ini tidak terlihat menua di panggung bahkan dirinya semakin liar dan semakin rock n roll ketika tampil. Penampilan Aoki penuh dengan banyak kejutan, di tengah set ia bisa saja memutar lagu pembuka anime One Piece dan Kimetsu no Yaiba yang mengeluarkan jiwa wibu tersembunyi penonton DWP yang biasanya diisi anak gaul, lalu ia juga bisa membawakan tembang K-Pop terlaris ditransisikan dengan lagu miliknya sendiri, di lain lagu ia tiba-tiba bisa membawakan anthem dansa 2010’an yang tentunya banyak mengundang nostalgia. Menonton Steve Aoki tidak lengkap kalau tidak menonton aksinya melempar kue ke penonton alias cake me. Beruntunglah, penonton bagian depan yang mendapat kesempatan lebih besar untuk menerima lemparan cinta dan kasih sayang dari Aoki dalam bentuk kue. 
attachment
Setelah Steve Aoki turun panggung, penampil utama dari segala penampil di DWP tahun ini tampil juga. Bayangkan, gara gara artis ini main di DWP, panggung utama Garuda Land menjadi panggung Garuda Land terbesar sepanjang DWP berjalan. Melihat Garuda Land sekarang berasa seperti melihat layar IMAX di bioskop hanya demi memenuhi permintaan artis ini. 

Artis ini bernama Anyma, seorang DJ Italia-Amerika Serikat yang menguggah penontonnya bukan dari musik yang ia bawakan tapi dari visualnya.
attachment
DJ yang selalu memukau dengan penampilan visualnya dan selalu bercerita hubungan manusia dan cyborg layaknya cerita cyberpunk, menutup gelaran DWP dengan membuat penonton tidak bisa berkata-kata. Bahkan, tulisan di artikel ini mungkin tidak dapat menggambarkan rasa takjub saya dan para penonton melihat suguhan visual Anyma yang imersif dan memanjakan mata. Sebelum ia tampil, semua lampu di sekitar area Garuda Land dimatikan meskipun itu lampu promosi sponsor sekalipun, membuat Anyma seperti menjadi penguasa DWP dalam waktu 1,5 jam melebihi pembuat acaranya itu sendiri. 

Semua visual yang dibawakan Anyma terlihat nyata dan mulus. Resolusi layar yang tinggi diiringi dengan musik melodic techno darinya serta cerita cyborg yang ingin merasakan hal yang sama seperti manusia, membuat penampilan Anyma seperti menonton sebuah teater atau kalau dalam ekuivalen musik rock seperti melihat pertunjukan band progressive rock. Meskipun banyak yang mengeluhkan penampilan Anyma agak membosankan karena musik yang ia sajikan tidak membuat jantung berdetak, tapi visual yang disajikan benar-benar sepadan dengan waktu tunggunya. Perlu dicatat, Anyma tampil di hari Senin dini hari pada 16 Desember 2024 jam 01:00 dimana beberapa jam setelahnya kebanyakan para penonton DWP harus kembali beraktivitas dan kembali ke realita hidup. Penampilan Anyma di Senin dini hari tersebut seolah mengaburkan realita hidup sesaat, sama seperti konsep yang ia bawakan yaitu mengaburkan realita manusia dan fantasi cyborg.

Karena ini adalah tulisan hari terakhir DWP 2024, ada beberapa hal yang ingin disampaikan lewat tulisan ini. Di tahun ini, penonton DWP juga lebih banyak penonton dari luar negeri daripada penonton dalam negeri. Mungkin penyebab terbesarnya adalah tiadanya ZoukOut Singapore tahun ini, sehingga partygoers Malaysia dan Singapura memilih untuk pergi ke DWP 2024. Ditambah, warga lokal sudah kehabisan amunisi keuangan karena sudah dihantam banyak konser dan festival di bulan sebelumnya. Tamu luar negeri yang semakin melimpah ini akan ada kaitannya dengan hal berikutnya yang ingin disampaikan.

Oknum polisi yang ultra menyebalkan banyak memalak warga luar negeri di gelaran DWP tahun ini dan hal ini tentunya sudah menjadi hal yang patut diperhatikan lebih lanjut, mengingat 60% pengunjung festival ini datang dari luar negeri dan hal ini bisa berpotensi membuat nama DWP semakin buruk di luar negeri.

Terakhir, melihat DWP 2024 ini seperti melihat senjakala superstar DJ yang namanya naik di era 2010’an kemarin. Tiadanya nama baru yang menggelegar dan mengandalkan nama lama seperti Zedd, Armin Van Buuren, Steve Aoki, bahkan Dipha Barus sekalipun untuk menarik penonton seolah membuat demografik penonton ini semakin menua dan tidak ada regenerasi ke penonton lebih tua. Seolah festival ini menjadi niche festival bukan festival yang orang lokal akan pergi karena melihat hype-nya. 

Dengan ini DWP 2024 memunculkan banyak tantangan baru dari berbagai permasalahan yang muncul pasca acara yang harus dipecahkan sebelum DWP 2025 berlangsung. Karena secara tidak langsung DWP 2024 sudah memberikan standar tinggi bagi DWP itu sendiri, sama tingginya seperti panggung Garuda Land tahun ini.

luthfi