One Direction Dalam Elegi

Oleh: verdy - 03 Dec 2015

Semenjak kabar rilis album “Made In The A.M.” yang disertai keputusan grup boyband One Direction untuk beristirahat atas lima tahun produktifitas tinggi tanpa henti. Mereka menegaskan bahwa mereka tidaklah bubar. Capek babang, dek. Tapi kabar itu menjadi puncak dari hiruk-pikuk kesuksesan grup lulusan ajang pencarian bakat X-Factor negeri Britania Raya tersebut.

Dengan sebaran penggemar lintas-benua (dan alam?), One Direction merasakan kejayaan dengan mengendarai kemajuan teknologi abad 21. Internet dengan media sosial sebagai salah satu inovasinya membuat demam One Direction menyebar sekujur planet bumi. Saya tak coba membesar-besarkan. Segala pencapaian yang mereka raih hanya dalam waktu lima tahun tetap istimewa bukan?

Memilih untuk rehat adalah sebuah keharusan bagi One Direction saat ini, sebelum jenuh memayungi. Album pamungkas “Made In The A.M.” sendiri menunjukkan kematangan grup asuhan Bapak-Tengil Simon Cowell yang menyisakan empat personilnya.

Menyinggung jumlah personil, grup ini terasa komplit benar saat Harry Styles, Liam Payne, Louis Tomlinson, dan Niall Horan dilengkapi oleh Zayn Malik. Pertanyaan berikutnya, jika memang akhirnya rehat terhitung tahun depan. Kenapa Zayn harus mundur tahun kemarin? Dalam drama yang kerap menjadi bulan-bulanan media? Dan harus pula Zayn memilih cabut sebelum panggung pertama (dan terakhir?) 1D di Jakarta?

Apa sih yang bisa kita harapkan dari sebuah grup yang terbentuknya juga ujug-ujug? Tidak lupa bukan? Grup ini dibentuk Simon Cowell kala penyisihan X Factor UK dalam sebuah pertimbangan 10 menit saja. Mereka tak mengenal satu sama lain lho. Sedari awal mereka mengisi formulir pendaftaran kala itu, ya untuk menjadi penyanyi solo. Jika akhirnya kini mereka hiatus sebagai grup dan mengejar karir solo masing-masing, they was supposed to! Niatnya emang begitu dari awal kakak.

https://www.youtube.com/embed/fbuN235i9g0

~

Keceriaan yang mereka hasilkan sepanjang karir 5 album penuh ini adalah  bentuk redaman ego masing-masing personil yang akhirnya membuncah buyar sekarang. Jika Zayn memilih angkat kaki lebih awal, saya lebih melihatnya seolah peserta ajang dunia lain yang lebih awal melambaikan tangan ke kamera. Atau ia hanya benar-benar muak.

Maka tindakan untuk mengistirahatkan One Direction saat ini adalah tindakan paling rasional guna kemaslahatan umat directioners. Jika terus dipertahankan, tentu bisa saja memakan korban personil berikutnya. Atau justru kita yang dilanda kebosanan.

Kini kita dihadapkan pada kenyataan mereka –personil One Direction dan mantannya- mengejar karir solo. Directioners akan rehat dari godaan belanja-tiada-henti segala pernik 1D selama 5 tahun terakhir sebagai bentuk dukungan kepada pujaan. Para mimin fanbase pun lebih disibukkan dengan tagar #throwback dan segala macam nostalgia. Onlineshop penjaja pernik tidak resmi harus memutar otak jika tak mau gulung tikar.

Tapi ketahuilah babang-babang ganteng 1D, dirimu sekalian akan tetap di hati directioners seluruh alam. Menjadi bintang-pop itu tak ada waktu rehatnya. Media dan gerombolan paparazzi masih akan setia mencari. Kalian harus benar-benar menemukan diri sendiri, sebelum akhirnya kembali. Karna beragam opsi telah kalian beri; menjadi bintang film, menjadi DJ, mengembangkan karir di belakang layar, bahkan menjadi real estate agent. Sesungguhnya saya pribadi lebih berharap kalian tetap bernyanyi. Mewujudkan impian kala mengisi formulir pendaftaran ajang pencarian bakat 5 tahun lalu. Mengeksplorasi potensi seni pribadi.

Lalu kami akan kembali merogoh kocek lebih dalam lagi, empat (atau lima?) album debut solo terkini dari kalian pujaan hati akan menggoda untuk dimiliki. Atau bisa saja hal ini tak terjadi sama sekali, dan 10 tahun dari kini baru kalian reuni. Pret!

verdy
More from Creative Disc