Taylor Swift bersikeras jika perseteruannya bersama Katy Perry sebenarnya tidak seburuk sebagaimana yang diperkirakan orang. Namun media kemudian melebih-lebihkan dan saling mengadu dua bintang kenamaan ini, sehingga akhirnya terkesan rumit dan berat.
Untunglah kini keduanya sudah berdamai dan kembali bersahabat, yang bahkan ditandai dengan tampilnya Katy di video single baru Taylor, 'You Need To Calm Down'. Tapi rupanya kehadiran Katy dalam video tidak hanya untuk membuktikan telah berbaikannya merek, namun juga sebagai komentar bagaimana media memiliki kecendrungan untuk saling membenturkan antara satu penyanyi pop peremouan dengan yang lain, demi kepentingan berita mereka.
.@taylorswift13 is our September issue cover star! Read the full profile: https://t.co/UzgyG0JASk pic.twitter.com/IEpVovQXZt
— Vogue Magazine (@voguemagazine) August 8, 2019
Celebrated, canceled, obsessed over—is @taylorswift13 our most endlessly debated pop star? With a new album, and a newly assertive political voice, she opens up about sexism, scrutiny, and standing up for herself. https://t.co/giAhd4j8yw pic.twitter.com/olgQYv10Yw
— Vogue Magazine (@voguemagazine) August 8, 2019
Hal ini diungap Taylor dalam sesi wawancara bersama majalah Vogue, di mana ia hadir sebagai model sampul untuk edisi terbarunya. Taylor menyebut saat Katy menghubunginya setelah "perang dingin" beberapa lamanya, ia merasa sangat emosional. Untuk itu ia ingin perdamaiannya bersama Katy bisa menjadi contoh kalau sesama artis pop (perempuan) bisa saling berteman.
Oleh karenanya Taylor mengundang Katy ke kediamannya dan kemudian mengobrol lama. Taylor ingin persahabatan mereka nyata, bukan dibuat-buat. Oleh karenanya, tidak heran adegan dirinya bersama Katy dalam video 'You Need To Calm Down' diset sebagai metafora untuk kekisruhan yang terjadi.