Interview With Jeremy Zucker: Mini Album adalah Cerminan Fase Kecil dari Kehidupanku

Oleh: dundhee - 18 Sep 2019

Jeremy Zucker, salah satu performer yang menarik perhatian dalam SHVR Ground Festival 2019 lalu adalah musisi asal Amerika Serikat yang sedang naik daun dengan lagunya yang berjudul “Comethru”. Di Indonesia sendiri, lagu ini setidaknya telah sering diputar di radio-radio dan menjadi favorit para pecinta musik. Sehari sebelum menggelar performnya di festival tersebut, Creativedisc mendapat kesempatan dari Universal Music Indonesia untuk ngobrol bersama Jeremy Zucker mengenai musik, awal karier, hingga kebiasaan-kebiasaan uniknya.

CD: Pertama-tama selamat dulu nih untuk tour Asia pertamamu! Bagaimana sejauh ini?

JZ: Terima kasih. Sangat bagus sejauh ini. Aku masih belum manggung, tapi sangat menyenangkan. Aku terbang dari New York 2 hari lalu dan akan manggung sekitar 8 show di beberapa negara di Asia.

CD: Ini yang kami kagumi darimu, kamu termasuk musisi yang produktif. Sudah sekitar 8 EP yang kamu rilis. Gimana cara dapatkan inspirasi untuk lagu-lagumu?

JZ: Ya, itu lucu karena sudah ada sekitar 8 EP. 8 EP terdengar banyak bagiku dan itu semua dirilis dalam kurun waktu 4 tahun. Jadi, setiap tahun sebenanya aku merilis sekitar 2 EP atau 10 lagu, yang kalau dijadikan album berarti 1 album tiap tahunnya. Dengan begitu, terdengar normal. Akhir-akhir ini aku sibuk dengan pendidikanku. Sekarang, aku tidak merasa se-produktif itu karena aku menghabiskan banyak waktu untuk menciptakan banyak sekali lagu, tapi akhirnya hanya memilih sebagian kecil dari itu. Sehingga aku merasa tidak se-sibuk itu. Jadi, dalam pikiranku, aku butuh beberapa waktu untuk menciptakan musik, tapi aku tetap berusaha merilisnya secara konsisten karena aku tidak mau ‘diam’ untuk jangka waktu satu tahun. Juga, kalau EP itu seperti fase kecil dalam kehidupanku karena aku bisa menciptakan beberapa lagu dalam beberapa bulan, dan akan menjadi cerminan sebagaimana aku pada saat itu. Sedangkan kalau album yang butuh waktu setahun, ketika albumnya selesai, aku bukan lagi seseorang yang sama seperti saat pertama album itu ditulis.

CD: Lagumu yang berjudul “Comethru” menjadi lagu yang sangat besar, terutama di Indonesia. Apakah sebenarnya kamu sudah punya firasat kalau lagu ini akan menjadi sebesar ini?

JZ: Ya, itu lucu, karena sebenarnya aku sudah mengira kalau lagu ini akan jadi besar. Tapi, aku tidak mengira akan sebesar apa. Karena lagu ini sebenarnya sangat mudah, dan lagunya juga sangat enak. Aku bahkan tidak memikirkan bagaimana caranya, aku Cuma duduk dengan gitarku dan menulis apa yang sedang kurasakan saat itu. Saat lagunya selesai, aku merasa kalau lagu ini sangat ‘masuk akal’ bagiku dan pasti akan menjadi sesuatu yang besar. Lalu, aku mencoba meramu 3-4 versi dari lagu ini. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke versi awal yang sangat simple, stripped back.

Itu tadi adalah beberapa pertanyaan yang Creativedisc tanyakan ke Jeremy Zucker, untuk versi lengkap dari interview ini, kamu bisa saksikan di video yang ada di bawah ini:

Sementara itu, Jeremy Zucker sendiri sukses menghibur fansnya di Indonesia untuk pertama kali dalam pagelaran SHVR Ground Festival 2019 yang diadakan di ICE BSD tanggal 7-8 September yang lalu. Dengan tetap mengedepankan “stripped back” yang sudah menjadi ciri khasnya, Jeremy berhasil memukau para penikmat musik yang datang dengan lagu-lagunya seperti “All Kids Are depressed”, “Talk is Overrated”, hingga “Comethru”.

Interview & Teks: Dundhee Yuwono

Video: Andy Bestari

dundhee
More from Creative Disc