Lagi-lagi Taylor Swift punya alasan untuk marah-marah dengan label lamanya.
Melalui akun Instagram miliknya di tanggal 23 April kemarin, Taylor mengungkap kekesalannya kepada Big Machine setelah mengetahui kalau album baru label ini yang dirilis di Kamis malam, tidaklah direkam di tahun 2017 sebagaimana klaim mereka, melainkan dari pertunjukkan radio yang dilakukannya di tahun 2008.
TAYLOR SWIFT ENDED SCOOTER BRAUN ONCE AGAIN OMG pic.twitter.com/bv1nLasAkD
— emrah ?(fan account) (@skinnysel) April 23, 2020
Setelah mengucapakan terimakasih kepada para fans yang membuatnya tahu tentang hal ini, ia mengungkap jika dirinya sama sekali tidak memberi izin untuk perilisan albumnya. Bukan hanya label lamanya, Taylor juga melampiaskan rasa kesal kepada Scooter Braun dan perusahaan finansial di belakangnya, 23 Capital, selain Alex Soros dan keluarga Soros, serta The Carlyle Group.
Taylor menuduh nama-nama ini menyadari kalau mengeluarkan uang sebesar $330 juta untuk katalog lamanya tanpa meraih keuntungan tentu sesuatu hal yang merugikan. Apalagi mereka lagi butuh uang, kata Taylor, sehingga dirilislah album yang dimaksud.
Bagi Taylor hal ini adalah contoh kasus dari sebuah ketamakan tidak tahu malu yang dilakukan di tengah krisis virus Corona.
Related posts
Popular Posts
-
Creative Disc Exclusive Single – 08 Aug 2022 posted on August 8, 2022
-
10 Video Musik Bertema LGBTQ Yang Paling Berkesan posted on September 22, 2017
-
10 Label Rekaman Indonesia yang Mendominasi Industri Musik Saat Ini posted on February 19, 2021
-
Mau Nonton Konser, Kamu Pilih Kelas Yang Mana? posted on June 10, 2017
-
Carly Rae Jepsen Ajak Kita ke Pantai di Single ‘Beach House’ posted on August 8, 2022