10 Album Indonesia Keren yang Digarap Secara "Mandiri"

Oleh: cung2 - 16 Feb 2021

Ketika para artis muda ini menjadi vokalis, songwriter, sekaligus produser untuk album mereka.

Belakangan ini, industri musik Indonesia menyaksikan tren yang cukup menarik. Setidaknya lima tahun yang lalu, terdapat pemisahan yang jelas antara peranan seorang vokalis, peranan seorang songwriter, dan peranan seorang produser. Loncat ke masa kini, artis-artis muda semakin mendorong diri mereka untuk tidak hanya menyumbangsihkan vokal, tetapi juga menggubah karya-karya mereka dan bahkan memproduseri diri sendiri.

Strategi ini memang menuntut risiko yang luar biasa karena tidak semua artis memiliki variasi talenta yang luas. Terlepas dari itu, album-album keren berikut ini menjadi testamen para artis muda yang berhasil unjuk gigi sebagai “triple threat”.

 (Daftar berikut ini khusus mencakup album panjang/LP dan bukan mini album/EP)


  1. Sheryl Sheinafia - Jennovine (2021)

Untuk LP ketiganya, label raksasa Musica Studios mempercayakan creative freedom yang luar biasa kepada actress-singer berusia 24 tahun ini untuk menjadi vokalis, songwriter, sekaligus produser. Alhasil, Jennovine menjadi album solo Sheryl yang paling eklektik sekaligus paling personal. Selain itu, Sheryl juga mengundang kolaborator satu visi seperti Rendy Pandugo, Pamungkas, dan A. Nayaka


  1. Jevin Julian - Samsara (2021)

Produser berusia 29 tahun ini memutuskan untuk kembali menjadi bintang utama dalam album solo keduanya yang bertajuk Samsara. Berbeda dengan album solo pertamanya (Jevin Julian, 2019), di sini Jevin mencoba memberikan lebih dari segi vokal dan menghadirkan songwriting yang lebih vulnerable. Album yang notabenenya beraliran psychedelic pop ini juga menghadirkan sastrawan Ayu Utami sebagai salah satu ‘bintang tamu’.


  1. Nadya Fatira - Pisces (2020)

Pisces menjadi testamen atas bakat Nadya Fatira yang melampaui ranah songwriting. Dipadu dengan vokal yang khas dan produksi pop yang kohesif, Pisces seyogyanya mengukuhkan seorang Nadya Fatira menjadi Julia Michaels-nya Tanah Air. Pada akhirnya, terdapat lagu yang hanyalah indah ketika dibawakan sendiri oleh penggubahnya.


  1. Slank - Slanking Forever (2019)

Lebih dari 30 tahun mewarnai blantika musik Indonesia, band rock Slank masih belum kehabisan kreativitas mereka. Slanking Forever seolah-olah menjadi wadah Kaka dan kawan-kawan untuk “back to basic”, membuktikan bahwa Slank adalah band yang iconic sekaligus masih relevan. Tidak hanya itu, Slanking Forever juga menghadirkan sisi Slank yang lebih bijak dan dewasa (“Jangan Marah”, “CCTV Tuhan”). Karya legendaris dengan rasa musisi indie.


  1. Eva Celia - And So It Begins (2016)

Jarang sekali menemukan seorang newcomer diberikan kepercayaan dari label besar untuk memulai kariernya dengan creative freedom seperti yang diperoleh Eva Celia. Meskipun And So It Begins menjadi album debut yang tidak luput dari ketidaksempurnaan, Eva Celia patut diacungi jempol untuk keberaniannya mengambil risiko (track nomor dua “Reason” memadukan jazz pop dengan dubstep). Selain itu, tidak makan waktu lama bagi Eva Celia untuk memerdekakan diri dari bayang-bayang sang legenda jazz sekaligus ayahanda Indra Lesmana.


  1. Suara Kayu - Suara Kita, Cerita Kamu (2020)

Sama halnya dengan Eva Celia, label besar Warner Music Indonesia mempercayakan grup folk-pop yang beranggotakan Dewangga Elsandro, Ingrid Tamara, David Elsandro dan Recky Risanto ini untuk menggarap album pertama mereka secara mandiri. Alhasil, Suara Kita, Cerita Kamu menjadi salah satu debut sukses tahun 2020--dengan lead single “Miniatur” kembali mempopulerkan aransemen ukulele ke ranah musik mainstream pop.


  1. Danilla Riyadi - Lintasan Waktu (2017)

Menariknya, tampaknya justru artis wanita malah lebih proaktif dalam menyongsong creative freedom daripada artis pria--dengan hasil yang terbukti fenomenal. Danilla Riyadi adalah salah satu contohnya. Terkenal dengan lirik bak puisi dan genre avant-garde penuh eksperimentasi, Lintasan Waktu menjadi satu lagi alasan mengapa penyanyi berusia 31 tahun menjadi salah satu seni-wati paling orisinil di Milenium ini.


  1. Payung Teduh - Ruang Tunggu (2017)

Salah satu daya tarik dari creative freedom adalah sang artis tidak perlu mengotakkan diri dalam genre tertentu. Tidak hanya Ruang Tunggu menjadi album yang penuh dengan sidik jari Payung Teduh (terutama sidik jari sang front-man Mohammad Istiqamah Djamad), album ketiga Payung Teduh ini juga menjadi album mereka yang paling fleksibel dari segi genre. Lead single “Akad”, contohnya, adalah kombinasi dari pop, jazz, swing, funk, dan classical.


  1. Teddy Adhitya - Question Mark ((?)) (2019)

Pasca memenangkan AMI Awards untuk Pendatang Baru Terbaik Terbaik pada tahun 2017 silam, Teddy Adhitya memutuskan untuk menantang dirinya lebih jauh lagi melalui album keduanya ini. Di sini singer-songwriter berusia 29 tahun ini semakin mewujudkan visinya dengan semakin meminimalisir intervensi luar, disertai dengan asistensi dari Kenny Gabriel, Petra Sihombing, Ben Sihombing, Deyna Ganessa, dan Leona Agustine. Tidak hanya itu, Question Mark ((?)) turut mengusung genre progressive R&B yang nyaris tidak pernah dieksplor oleh artis R&B senior sekalipun.


  1. Fourtwnty - Ego & Fungsi Otak (2018)

Faktor utama yang menjadikan Ego & Fungsi Otak sebagai game-changer adalah kesan universal bahwa album yang satu ini hanya bisa menjadi fenomenal apabila diukir sendiri dengan tangan dan keringat Ari Lesmana, Nuwi, dan Roots. Produksi album yang terkesan mentah justru membuat album kedua band folk rock ini lebih gemilang daripada apabila dibubuhkan dengan produksi studio yang lebih sophisticated. Ketika beberapa artis memutuskan untuk mengambil “Tiga Peranan” hanya demi sekedar menguji talenta diri, Fourtwnty menggarap Ego & Fungsi Otak secara mandiri karena hanya mereka yang tahu apa resep rahasianya.


TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com


cung2
More from Creative Disc