10 Musik Terbaik Garapan Pika Iskandar

Oleh: welly - 14 Apr 2021

Songwriter yang paling dicari oleh artis usia milenial dan pendatang baru di era modern ini

Bila kita meluangkan waktu untuk membuka song credits untuk semua karya musik Indonesia terlaris sepanjang tiga tahun terakhir, terdapat dua nama yang sering muncul di layer: Yovie Widianto dan Pika Iskandar. Dengan portoflio yang relatif masih pendek, Pika Iskandar berhasil melahirkan karir para artis usia milenial dan pendatang baru dengan karya musik yang notabenenya “teen pop with a twist”. Apa yang menjadikan Pika Iskandar begitu istimewa sebagai seorang songwriter dan produser? Berikut ini adalah 10 karya terbaiknya menurut CreativeDisc.

10. Novia Bachmid – “Ingin Jatuh Cinta” (2020)

Berbeda dengan karya garapan Pika Iskandar yang kebanyakan bernaung dalam koridor pop, “Ingin Jatuh Cinta” menjadi eksperimentasinya dalam semesta R&B dan tropical house music. Tidak berhenti di situ, Pika Iskandar selaku songwriter tunggal berhasil merajut notasi dan melodi yang sepadan dengan vokal dan karisma Novia Bachmid. Sumbangsih instrumentalisasi Kenny Gabriel turut mempertajam keseluruhan produksi.

9. Agatha Chelsea – “Lebih Baik Darinya” (2020)

Dibutuhkan mata (dan telinga) yang jeli untuk mengapresiasi kecerdasan Pika Iskandar selaku songwriter lagu yang satu ini. Dari permukaannya, single debut Agatha Chelsea ini terdengar seperti balada pop yang didesain khusus untuk radio Top 40. Namun, ketika kita mencoba menganalisis jukstaposisi antara lirik dan melodi “Lebih Baik Darinya” sesungguhnya bercerita tentang konflik abadi antara keluguan dan kecemburuan. Sungguh menipu, dan sungguh mengesankan!

8. Anrez Putra Adelio – “Pakai Hatimu” (2021)

Kekuatan Pika Iskandar untuk meluncurkan karir artis pendatang baru kembali dipamerkan melalui salah satu gubahannya yang paling anyar “Pakai Hatimu”. Pika Iskandar selalu menekankan realita bahwa meskipun tidak semua artis sanggup mencetak hit, sebuah hit yang luar biasa sanggup dicetak oleh artis mana pun itu—tidak terkecuali sang aktor muda Anrez Putra Adelio. Kecerdasan Pika Iskandar dalam merajut lirik yang kontradiktif dengan melodi pun kembali mengambil posisi depan dan teratas di lagu ini.

7. Quinn Salman – “Sahabat Terbaik” (2020)

Musik anak-anak adalah genre yang kerap diremehkan—sekaligus genre yang paling sulit untuk dieksekusikan dengan sempurna. Akan tetapi, rasanya tidak mengejutkan bahwa songwriter/producer seperti Pika Iskandar tidak ragu untuk merengkuh tantangan tersebut. “Sahabat Terbaik” merupakan salah satu karya musik anak-anak yang paling memorable di dekade baru ini berkat pemahaman Pika Iskandar bahwa pada akhirnya, usia tidak semestinya mempengaruhi kualitas.

6. Devano Danendra – “Menyimpan Rasa” (2018)

Bila boleh ditebak, mungkin menggarap sebuah lagu untuk Devano Danendra adalah tantangan yang cukup kompleks bagi seorang songwriter/producer—tidak terkecuali Pika Iskandar. Devano Danendra memang bukanlah vokalis yang powerful ataupun versatile, namun tidak bisa disangkal pemuda yang kini berusia 18 tahun ini memiliki warna vokal yang mengingatkan pendengar dengan Hedy Yunus muda. Seolah-olah memahami hal tersebut, “Menyimpan Rasa” pun disulap Pika Iskandar menjadi perpaduan antara pop klasik era 90-an dan sensibilitas abad 21 yang lebih easy listening. Strategi ini terbukti berhasil—“Menyimpan Rasa” merupakan lagu tersukses Devano Danendra hingga saat ini, dengan lebih dari 23 juta spin di Spotify.

5. Mawar de Jongh – “Mesin Waktu” (2021)

Terlepas dari portofolio musik Pika Iskandar yang masih didominasi oleh karya beraliran teen pop, ironisnya Pika Iskandar lebih bersinar ketika dia mengeksplorasi narasi yang lebih dewasa. Kualitas ini dibuktikan oleh “Mesin Waktu”—yang dibawakan dengan kedewasaan yang belum pernah dieksplor oleh Mawar de Jongh. Setelah merilis dua lagu beraliran teen pop, “Mesin Waktu” seolah-olah menjadi transisi yang dibutuhkan wanita muda berusia 19 tahun ini dari idola remaja menjadi kandidat diva.

4. Hanin Dhiya & Aldy Maldini – “Benar Cinta” (2020)

Menggarap lagu untuk dua vokalis dengan karakter yang berbeda tidak pernah menjadi perkara yang mudah. Hanin Dhiya memiliki warna vokal yang melankolis namun bertenaga sedangkan Aldy Maldini memiliki rentang vokal yang cenderung terbatas namun nyaris melengking. Terlepas dari itu, Pika Iskandar berhasil menikahkan kompleksitas vokal tersebut dengan lagu yang sama kompleksnya, yakni balada pop “Benar Cinta”. Narasi romansa yang melampaui demografi remaja ini kemudian dieksplor kembali lewat karya-karya Pika Iskandar selanjutnya seperti “Mesin Waktu” (Mawar de Jongh) dan “Seribu Kali Cinta” (Christie).

3. Mahalini & Nuca – “Aku Yang Salah” (2020)

Bila harus memilih, mungkin “Aku Yang Salah” adalah garapan duet paling sukses yang pernah dicetak Pika Iskandar hingga saat ini. Berbeda dengan “Benar Cinta”, di sini Pika Iskandar diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan dua vokalis dengan rentang dan tenaga vokal yang sama-sama dinamis. Alhasil, terlahirlah balada mewah yang mengingatkan pendengar dengan era keemasan Bebi Romeo dan Sheila Majid. Dukungan produksi dari Kandria Kananta juga tidak boleh diremehkan. Sometimes old school is the best school!

2. Christie – “Seribu Kali Cinta” (2021)

“Seribu Kali Cinta” adalah titik awal karir Christie sekaligus deklarasi Pika Iskandar bahwa dia lebih dari sekedar “songwriter for millennials”. Kekuatan utama balada pop ini justru terletak pada lirik yang menyibakkan kebijaksanaan dan kedewasaan yang masih jarang diusung oleh Pika Iskandar. Dikemas dengan vokal alto Christie yang sahdu namun seksi, “Seribu Kali Cinta” sanggup bernaung baik di resepsi pernikahan maupun di dalam headset di tengah malam. Bila harus memilih, mungkin “Seribu Kali Cinta” juga adalah garapan Pika Iskandar yang paling romantis hingga saat ini.

1. Mahen – “Pura Pura Lupa” (2019)

Beberapa karya musik berhasil mengubah hidup sang artis, dan beberapa karya musik berhasil mengubah hidup sang penulis yang menggarapnya. Itulah yang terjadi pada Pika Iskandar setelah “Pura Pura Lupa” menjadi salah satu karya musik Indonesia paling laris di penghujung dekade 2010-an. Rasa-rasanya tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa lagu-lagu manis Agatha Chelsea, Anrez Putra Adelio, Aldy Maldini, dan Christie tidak akan lahir bila “Pura Pura Lupa” tidak mendominasi seluruh stasiun televisi, streaming platform, dan radio. Tidak hanya “Pura Pura Lupa” mendefinisi ulang genre musik teen pop di Indonesia, balada ini juga menjadi karya Pika Iskandar pertama yang beroleh pengakuan dari Anugerah Musik Indonesia—yakni nominasi Artis Pendatang Baru Terbaik Terbaik 2020 untuk Mahen.

TENTANG PENULIS

Felix Martua adalah penulis, editor, traveler, kurator, dan cataloger bilingual (Bahasa Inggris dan Indonesia) untuk musik, hiburan dan all things pop culture. Felix bisa dihubungi via martuafelix00@gmail.com

welly
More from Creative Disc