Ini merupakan lanjutan dari artikel KV Fest jadi Momen #DitaPulangKampung dan Penampilan Solo Pertama B.I.
Sudah seminggu berlalu sejak Jessi tampil di KV Festival, sebuah festival musik yang dipromotori KULTVIZION, tapi bayang-bayang keseruan dan panggung sang solois K-Pop belum bisa hilang dari kepala saya. Aksi Jessi tidak hanya meriah dan menyenangkan, tapi sebuah tontonan yang tidak pernah saya lihat di panggung-panggung artis K-Pop sebelumnya. Jessi benar-benar mendobrak batasan antara idola dan penggemar, membuat standar baru di industri K-Pop seperti yang selalu dia lakukan selama ini dengan karier bermusiknya. Sejauh ini, hanya Jessi yang bisa melakukan itu di panggung konser K-Pop di Jakarta.
Konser-konser K-Pop biasanya punya rundown yang sangat ketat dan tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh kekuatan Zeus sekalipun. Konser tur sebuah grup K-Pop di Jakarta misalnya, akan punya rundown yang 98% sama dengan konser tur yang sama yang digelar di Singapura. 1% sisanya bisa jadi perbedaan satu atau dua lagu encore dan 1% lagi adalah naskah konten yang dibawakan oleh sang bintang di atas panggung. Tentu saja ada pengecualian-pengecualian dan apa yang saya tulis di kalimat sebelumnya tidak selalu terjadi.
Ketika IU tampil dua hari di konser tunggal pertamanya di Jakarta misalnya, meski sebagian besar lagu-lagu di konser hari pertama dan hari kedua punya urutan yang sama, namun konser hari kedua punya setlist encore dan kejutan yang berbeda karena dijadikan penutup tur sehingga dia menyelipkan konten istimewa. Topik obrolan hari pertama dan hari kedua juga kurang lebih sama namun ada bumbu-bumbu yang dia tambahkan sehingga konser hari kedua punya vibe yang sangat berbeda.
Jessi naik panggung di KV Festival dengan konsep panggung yang sama sekali tidak pernah saya lihat di penampilan artis-artis K-Pop yang manggung di Jakarta sebelumnya: Jessi tidak punya skrip sama sekali. Dia tentu punya rundown deretan lagu yang akan dianyanyikan, tapi semua kejadian di atas panggung pada hari itu punya konsep dadakan. Sejujurnya, ini yang bikin penampilan Jessi tidak terlupakan.
KV Festival bukanlah penampilan pertama Jessi di Indonesia. Bertahun-tahun yang lalu, ketika Jessi belum terlibat dalam produksi variety show Unpretty Rapstar yang melambungkan namanya, sebelum dia populer dengan sebutan ‘ssaen eonni’, jauh sebelum viral lagu NUNU NANA dan Zoom, Jessi pernah menjadi salah satu bintang sampingan dalam konser Eru di Jakarta. Tidak banyak orang yang mengenalnya pada saat itu. Jessi juga masih tergabung dalam grup bernama Lucky J dan dia masih menggunakan nama Jessica HO pada saat itu. Sebagian besar orang yang datang menyaksikan konser tersebut ingin melihat Eru (dan Ailee). Kalau pun ada yang tahu Lucky J mungkin jumlahnya tidak lebih banyak dari fans Eru dan Ailee.
Jessi sempat bernostalgia soal ini di atas panggung KV Festival. Karena tidak ada skrip yang dia siapkan, Jessi salah mengingat tahun persisnya dia tampil bersama Lucky J. Jessi menyebut kedatangannya ke Indonesia bersama Lucky J baru terjadi 4 tahun lalu yang pada kenyataannya sudah lebih dari itu. Mungkin bahkan sudah nyaris 10 tahun berlalu sejak panggung konser Eru tersebut.
'Spirit Animal' jadi lagu pembuka Jessi buat KV Festival. Sebagai penampil paling akhir dalam festival ini, Jessi sangat sadar bahwa penonton mungkin sudah lelah (dia berkali-kali menyebut ini dalam sesi chit-chat) karena panggung-panggung sebelumnya tak kalah meriah dan membuat semua berjingkrak ria. Tapi ternyata semangat para penonton tidak putus karena ketika Jessi naik panggung, teriakan buat Jessi tidak kalah memekakkan telinga dari teriakan yang diberikan buat B.I. Tampil dengan busana seksi khas dirinya (yang berkali-kali juga jadi bahan becandaan oleh Jessi karena bokongnya terus ngintip dan dia terus berusaha untuk menutupinya dengan sisa kain di busana yang dia kenakan itu), Jessi sebagai seorang penyanyi berpengalaman yang sudah berkarier sejak 2005 memberikan energi yang berbeda dan sangat terasa bahkan ketika menyaksikan penampilannya dari tribun paling atas di Tennis Indoor Senayan. Setelah lagu pertama ini rampung, Jessi memulai berbincang dengan fans. Di sesi ini dan setiap jeda antar-lagu ada saja hal-hal yang bikin fans berteriak, gemetar, merinding, menangis, sampai bertepuk tangan sambil terharu. Saya sebagai orang hanya tahu beberapa lagu populer Jessi mungkin tidak sampai menangis dan berurai air mata, tapi saya iri dengan para Jebbies (sebutan buat fans Jessi) karena artis idola saya belum sampai di level fanservice yang dilakukan Jessi malam itu.
Jessi menjadi dirinya sendiri dengan tampil tanpa dancer dan tanpa skrip. Tidak ada kata-kata yang difilter berlebihan dari panggungnya. Ketika dia ingin mengumpat, dia akan mengumpat. Ketika dia ingin jadi swag, dia akan jadi swag dengan maksimal, ketika dia sedang emosional dan tersentuh karena fans dia akan lumer dan jadi orang paling soft sedunia. Jessi bahkan tidak malu-malu menyindir penonton yang mungkin ada di tempat itu tapi bukan penggemarnya.
“Aku bisa membedakan mana fansku yang asli dan mana fansku yang palsu. Aku sadar kalian yang ada di sini tidak semuanya fansku yang asli,” katanya. Dia nggak berlebihan saat bilang begitu karena KV Festival menghadirkan banyak penyanyi sejak sore hari mulai dari Ramengvrl, Afgan, Secret Number, dan B.I. Fans yang datang malam itu merupakan campuran dari semua fandom tapi mereka tetap tinggal di venue buat menantikan penampilan Jessi yang ditempatkan di paling akhir.
Berkali-kali Jessi memuji bagaimana fans memberikan dukungan kepadanya. Berkali-kali juga Jessi berjongkok di ujung panggung, meraih satu per satu handphone fans yang terjulur kepadanya lalu berfoto dan merekam video dengan ponsel itu. Di satu momen bahkan Jessi memanggil seorang Jebbies bernama Tamara yang dia tahu sosoknya dari Instagram. Tamara adalah salah satu yang paling beruntung malam itu. Tidak hanya karena Jessi menyebut-nyebut namanya berkali-kali, Jessi mengenalnya, Jessi berterima kasih kepadanya di atas panggung, Jessi juga mengambil ponselnya (dengan secara khusus minta ke security “tolong ambilkan handphone Tamara”) dan merekam video pribadi buat Tamara.
“Aku tidak punya skrip untuk ini,” kata Jessi memberikan penegasan. Sebuah kalimat singkat yang menjelaskan bagaimana dirinya bersenang-senang di atas panggung malam itu. Jessi memuji fans yang membawa handbanner untuk dirinya. Bahkan ada banyak fans yang membawa kipas bergambar wajah Jessi yang membuatnya heboh dan lumer. Jeda antara satu lagu dan lagu lainnya di panggung Jessi bisa sangat lama karena hal-hal dadakan yang Jessi lakukan dari sudut panggung yang satu ke sudut panggung yang lain.
“Di sini panas banget, asli!” katanya. “Izinkan aku minum dulu,” lanjut Jessi.
Di konser K-Pop biasa, sang idola mungkin akan minum lalu lanjut dengan naskah yang sudah disiapkan manajemen. Tapi tidak dengan Jessi. Adegan minum itu berlanjut ke dialog soal panasnya Jakarta dan perasaan haus penonton yang sudah menunggu sejak sore. Kemudian adegan itu berlanjut lagi ke Jessi bagi-bagi minum ke penonton. Dia bahkan secara khusus meminta staf panggung untuk memberikan botol minum kepadanya agar dia bisa melempar botol itu ke penggemar.
Belum selesai sampai di situ, ada lagi ide lain yang muncul secara acak di kepala Jessi. Ketika dia sekali lagi bilang kalau Jakarta panas, dia bertanya kepada penonton apakah mereka juga kepanasan. Tentu saja fans di kelas festival akan teriak “iya!” karena kondisi di bawah sana (saya di tribun, by the way) sangat padat dan sudah pasti panas. Ditambah lagi di luar hujan sehingga kondisi di dalam Tennis Indoor Senayan jadi agak lembab.
“Kalau aku menyiram kalian dengan air, apakah tidak apa-apa?” tanya Jessi yang langsung disambut teriakan setuju oleh penonton.
Dari teriakan setuju itu sampai sekitar 5 sampai 10 menit kemudian, Jessi membuka satu per satu botol minum yang ada di atas panggung (yang secara kebetulan acara ini disponsori oleh salah satu brand air mineral jadi pasokan airnya unlimited) lalu menyiramkan air itu ke arah fans. Tidak ada yang dilewatkan olehnya: sayap kiri, sayap kanan, bagian depan, tengah, pojok kanan depan, pojok kiri depan. Semua kena siraman air dari Jessi. Staf panggung bahkan harus lari-larian dari sudut kiri ke sudut kanan untuk memberikan botol air ke Jessi yang aktif menyiramkan air ke penonton.
“Kalau tahu kayak gini, harusnya kalian (promotor) pasang semprotan air saja di panggung!” canda Jessi sebelum akhirnya dia melanjutkan ke lagu berikutnya.
Who Dat B, Cold Blooded, dan What Type of X ada dalam daftar lagu yang dia bawakan malam itu. Ketika sudah sampai di salah satu yang ditunggu-tunggu, Zoom, Jessi punya ide liar lagi.
“Ada yang tahu koreografi lagu ini? Maksudku benar-benar tahu, bukan cuma bagian yang viral di TikTok. Tapi benar-benar benar-benar benar-benar tahu!” kata dia.
“Ini nggak terencana sama sekali tapi bagaimana kalau aku mengajak dua penonton buat naik ke panggung bersamaku? Biasanya aku ada dancer tapi malam ini tidak ada,” lanjut dia.
Dari rencana dua fans saja, Jessi kemudian menarik dua lagi. Lalu dua lagi. Lalu dua lagi. Sampai akhirnya panggung itu dipenuhi oleh para Jebbies. Di sinilah adegan bikin merinding berikutnya terjadi.
Jessi tidak hanya menjabat tangan para penggemar yang berhasil dia tarik ke atas panggung. Jessi juga memeluk mereka satu per satu. Belum selesai sampai di situ, fans yang menangis diusap air matanya, fans yang haus diberi air minum secara langsung. Semua fans yang merekam video dan memotret dengan ponsel mereka dilayani oleh Jessi.
Saya hanya bisa diam membeku di tribun sambil berteriak di dalam hati: kenapa idola saya tidak bisa melakukan itu di panggung konser mereka?
Para penggemar ini lalu dites kemampuan dan pengetahuan dance lagu 'Zoom' mereka. Semua lulus, tentu saja, dan semua lalu menjadi penari latar buat Jessi sepanjang penampilan lagu itu. Itu adalah panggung paling seru sepanjang konser ini. Itu adalah panggung paling menyenangkan sepanjang konser ini. Penampilan Jessi adalah klimaks yang sempurna buat KV Festival. Penampilan Jessi malam itu ditutup dengan 'NUNU NANA' dan semua orang bernyanyi dengan suka ria.
Jessi membuat panggung KV Festival malam itu tidak hanya meriah, tapi juga personal. Dia mendobrak dan menghancurkan semua batasan yang ada antara idola dan fans. Mendobrak stigma bahwa panggung K-Pop itu selalu scripted. Buat saya personal, Jessi membuat standar baru untuk fanservice seorang bintang K-Pop.
Jessi bilang ada banyak hal yang ingin dia bicarakan di atas panggung dengan Jebbies tapi waktu yang disediakan buat dia di sesi ini terbatas jadi hal itu tidak mungkin dia lakukan. Jessi bilang kalau dia ingin kembali ke Jakarta untuk menggelar konser tunggal, dengan begitu dia bisa punya waktu lebih banyak dan lebih intim dengan Jebbies. Dia juga berharap mereka yang datang malam itu akan kembali menyaksikan konsernya.
Dan saya akan jadi salah satu orang yang datang ke konser tunggal itu kapanpun Jessi kembali.
Teks: Ron
Foto: Budi Susanto