Konser 25 Tahun Glenn Fredly yang Banyak Bereksperimen

Oleh: luthfi - 06 Jul 2023

Bisa dikatakan Glenn Fredly adalah musisi yang hidup di waktu dan momen yang tepat. Ia hidup ketika Indonesia membutuhkan sosok penyanyi dari Indonesia Timur berikutnya setelah Andre Hehanussa, MTV Indonesia sedang jaya-jayanya, dan para perusahaan rekaman membutuhkan penyanyi R&B hibrida yang menyanyikan lirik dalam bahasa Indonesia untuk menyeimbangi daftar putar radio Indonesia yang saat itu dipenuhi dengan musik R&B dari luar negeri. Dengan memanfaatkan semua hal tersebut ia berhasil menjadi superstar di dunia musik Indonesia berkat album ketiganya “Selamat Pagi, Dunia!” yang menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis lagu dengan berbagai macam genre (saya masih percaya bahwa bagian akhir lagu “Januari” miliknya yang emosional itu mengambil unsur riff gitar soul dan rock di bagian akhir lagu Prince “Purple Rain”).


Keluwesan untuk berpindah genre tanpa cela (coba dengar “Hikayat Cintaku” yang cerdik bermain di seksinya musik bhangra serta “Tega” yang menjadi salah satu cetak biru lagu pop jazz lokal kekinian) dan idealismenya yang bisa diseimbangkan dengan kemauan pasar membuat nama Glenn Fredly menjadi legenda musik Indonesia. Ketika ia meninggal pada 8 April 2020 akibat serangan meningitis semua orang di Indonesia langsung terkejut dan sedih karena kehilangan salah satu musisi yang paling berpengaruh di Indonesia pasca era MTV Indonesia di awal 2000-an.

Untuk mengenang karya Glenn Fredly dibuatlah sebuah konser bernama “Glenn Fredly 25 Years of Music” di Beach City International Stadium Ancol Jakarta pada tanggal 24 Juni 2023. Konser ini menampilkan banyak penampil mulai dari nama legendaris seperti Iwan Fals, Kaka Slank, Yovie Widianto, musisi Indonesia yang juga pernah sempat berkolaborasi seperti Rossa, Nona, Yura Yunita, Andmesh, Dewi Persik, Nona, istri Glenn Mutia Ayu dan juga band pengiringnya yang masih aktif sampai sekarang yaitu The Bakuucakar. Ada penampilan stand up comedy dari Adjisdoaibu, Arie Kriting, Aly Akbar, dan Rais Marasabessy serta sunset session oleh Oomleo Berkaraoke Feat. Iqbaal Ramadhan. Konser ini juga spesial karena Glenn Fredly tampil dan “dihidupkan kembali” secara live melalui konsep holographic. Konser ini menjadi konser besar kedua di Indonesia yang menampilkan konsep artis holographic sebagai penampil setelah virtual singer Hatsune Miku di Miku Expo pada tahun 2014 kemarin. 

Penampilan holographic dari Glenn Fredly yang menyanyikan beberapa lagu membuat penonton tidak bisa berkata-kata. Emosi haru, senang, kaget, takjub bahkan surreal bercampur aduk ketika mendengar Glenn bernyanyi kembali di atas panggung sambil berinteraksi dengan penonton meski terkesan kaku. Penghidupan kembali Glenn di atas panggung ini terjadi berkat mencampurkan teknologi deepfake, motion capture, algorithm movement match dan voicebank generator yang diproyeksikan ke sebuah layar tembus pandang dengan menggunakan teknik bernama “Pepper’s Ghost” yang diambil dari nama ilmuwan Inggris John Henry Pepper yang mengadaptasi teknik ini di tahun 1862.

Mengingat penampilan dengan teknologi ini merupakan sesuatu yang baru di Indonesia, penampilan holographic ini menemui banyak kendala di awal tapi untungnya bisa diatasi dan terbilang lancar setelahnya. Ada momen haru yang muncul ketika Yura Yunita bercerita bahwa ia kehilangan sosok mentornya yang membawanya dia menjadi bintang baru di musik Indonesia dan sang istri Mutia yang bernyanyi bersama Glenn sambil membawa anaknya. Ketika anak Glenn mengucapkan kata “ayah” semua penonton tak sanggup menahan air matanya lagi.


Sayangnya, durasi konser yang lama membuat mood penonton turun drastis. Pertunjukan ini mempunyai flow yang cukup membosankan dan aneh seperti penampilan Trio Lestari yang terlalu lama dan penampilan stand up comedy yang muncul di waktu yang kurang tepat karena durasi konser yang terlalu lama. Konser ini terlalu menitikberatkan banyaknya bintang yang tampil dengan durasi yang cukup signifikan ketimbang mengenang karya Glenn yang sangat variatif dan kaya dari segi musik. Banyaknya gimmick di dalam konser ini yang tujuannya membuat pertunjukan semakin seru malah menurunkan mood konser ini. 

Kata “eksperimen” atau coba-coba seolah menggambarkan konser ini. Konser ini banyak mencoba hal baru seperti penampilan holographic beserta interaksinya dan banyaknya artis yang tampil seperti menonton sebuah mini festival musik ketimbang konser tunggal dengan beberapa artis spesial. Mungkin konser ini menjadi sebuah perlambang bahwa Glenn memang sosok yang tidak bisa digantikan oleh siapapun karena jarang terjadi penyanyi Indonesia yang suaranya enak dengan lirik yang tidak terlalu pretentius dan berpuisi bisa laku keras dan karyanya abadi bahkan ketika banyak orang yang menyanyikan ulang lagu beliau pada malam itu tidak ada yang bisa mengambil keajaiban dari lagu-lagu bung Glenn sampai saya berpikir “andai saja bung Glenn bisa tampil secara holographic dari awal sampai akhir.”. Sebuah mimpi yang terlalu muluk untuk saya karena dari segi teknologi kita belum siap dan mampu seperti Jepang yang bolak balik mengadakan konser holographic berkat kemajuan skena virtual idol dan virtual youtuber-nya. Tapi hey setidaknya saya bisa menyaksikan lagu “You Are My Everything” dengan sangat megah dan dibawakan langsung oleh penyanyi aslinya.


luthfi
More from Creative Disc