riadini
Juliet Ivy telah membagikan single bertajuk 'we're all eating each other' yang berhasil menarik perhatian para pendengarnya.
Penyanyi muda berusia 22 tahun tersebut sukses memadukan berbagai elemen mulai dari melodi yang indah, liriknya nakal serta tidak masuk akal, indie-pop, hyperpop, dan rasa ingin tahu ala anak kecil yang sepertinya tidak pernah hilang.
Juliet Ivy pun mengemas lima lagunya dalam EP bertajuk "playpen" yang terdiri dari single 'wet nose', 'bestfriend', 'boytoy', 'lug', termasuk 'we're all eating each other'.
Dalam single 'boytoy,' penyanyi asal New York berdarah Kolombia-Tionghoa ini memainkan fantasi memiliki seorang anak yang konyol untuk melakukan petualangan kecil. Sedangkan dalam 'we're all eating each other', ia merenungkan bagaimana manusia setelah meninggal dan betapa saling terhubungnya kita dengan dunia. Lagu ini bahkan meraih lebih dari 8 juta streams di Spotify.
Juliet Ivy menghadirkan tingkat kecerdasan yang tulus dalam tulisannya, merangkai eksistensialisme melalui latar belakang yang ceria dan unik. Musiknya berada tepat di persimpangan antara masa muda dan menjadi dewasa.
