Photo by Tomokazu Tazawa
Ketika saya pertama kali mengetahui Ado lewat lagu “Usseewa” karena sering dibawakan ulang oleh para Virtual Youtubers atau vtubers, saya langsung tertawa dan mengernyitkan dahi sambil bergumam “ini lagu apa?, kenapa lagu ini emo sekali?, kenapa seperti Olivia Rodrigo bernyanyi dalam bahasa Jepang?, kenapa liriknya sangat chuunibyou?”. Selang beberapa lama setelah kejadian tersebut lagu “Usseewa” menjadi juaraya di Billboard Japan Hot 100 dan menjadi lagu yang bisa mewakili pemuda Jepang di kala pandemi.
Deskripsi dari Apple Music menjelaskan dengan sangat baik terkait hal ini lewat kalimat di bawah ini:
“J-Pop membutuhkan suara baru untuk memahami tantangan yang dihadapi pemuda Jepang di tahun 2020-an, dan penyanyi Ado dengan senang hati menyediakan hal tersebut. Dirilis ketika dia masih SMA, ia menarik perhatian dengan single debut 2020-nya, “Usseewa”. Di lagu tersebut, ia mengecam budaya gila kerja di Jepang, bagaimana orang Jepang yang lebih muda dipaksa untuk tunduk kepada orang tua mereka, dan banyak lagi – semua berpusat di hook lagu yang berteriak yang jika diterjemahkan mengandung kata “BERISIK!!” di sekitar hook lagu tersebut. “Usseewa” menjadi sebuah fenomena, menghubungkan pendengar Gen Z yang mencari pemahaman akan hidup.”
Berkat internet, vtuber, dan semua orang tiba-tiba menyanyikan lagu dari produser Vocaloid di internet kala pandemi, nama Ado melesat dari penyanyi utaite (penyanyi yang menyanyikan lagu cover dari anime, video game, dan Vocaloid di internet) rumahan menjadi superstar J-pop baru. Album perdananya “Kyougen” berhasil terjual sebanyak lebih dari 250 ribu kopi CD dan berhasil bertahan di Oricon Combined Album Chart (Album, Download, Streaming) selama hampir dua tahun. Lalu ia mengisi lagu untuk film One Piece Film Red yang soundtrack-nya juga laris manis.
Selain mempunyai materi lagu yang merepresentasikan pendengar Gen Z, Ado juga mempunyai range vokal yang sangat luas. Di dalam satu lagu ia bisa berteriak sekencang-kencangnya dan bernyanyi di nada rendah dalam waktu bersamaan. Kekuatan vokal Ado yang sangat lentur dan disiplin layaknya mesin semakin mengukuhkan Ado sebagai superstar baru Jepang yang mempunyai vokal serba guna di berbagai macam mood lagu. Kepopuleran Ado juga bisa menjangkau sampai ke luar Jepang terlebih lagi dia mendapatkan exposure yang lebih banyak ketika dia mengisi lagu untuk One Piece Film Red yang laris manis di seluruh dunia.
Tidak heran ketika ia mengumumkan akan menggelar tur dunia perdananya di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat yang diberi judul “Wish”, semua pecinta musik Jepang bersiaga untuk membeli tiketnya termasuk di Indonesia dimana Ado menggelar pertunjukannya di The Kasablanka Hall, Jakarta pada 27 Februari 2024.
Ketika saya sampai di tempat konser jam setengah lima sore, sudah terlihat antrian mengular menunggu untuk masuk ke hall konser demi mendapatkan posisi paling depan. Penonton yang datang ke konser Ado hadir dengan berbagai macam cara ada fanbase Ado dari Indonesia yang membagikan fanart Ado, ada illustrator yang memberikan stiker fanart Ado, ada yang ber-cosplay dengan kostum One Piece dan kostum Ado di berbagai macam musik videonya, serta ada yang jauh jauh dari luar negeri untuk menonton karena negaranya tidak kebagian jatah tampil Ado.
Pukul delapan malam lewat sedikit, Ado membuka konsernya di hadapan lebih dari 2000 penontonnya di The Kasablanka Hall dengan “New Genesis (Shinjidai)” yang diambil dari soundtrack One Piece Film Red. Sontak para penonton langsung menyambutnya dengan teriakan kencang dan bernyanyi bersama. Ado muncul dengan tidak menunjukkan wajah aslinya dan tampil di dalam sangkar berbentuk kotak gelap yang dikelilingi oleh panel LED yang nantinya akan memproyeksikan visual dari latar besar di belakangnya. Ado juga ditemani oleh live band yang mengiringi lagu Ado dari awal sampai akhir, cukup menarik melihat penampilan ini dan bagaimana lagu-lagu Ado yang kental dengan irama khas produser Vocaloid dibawakan dalam format live band.
Setelah “Shinjidai (New Genesis)” dibawakan Ado langsung menghentak dengan lagu paling kontroversial dan fenomenalnya yaitu “Usseewa” yang sukses membakar semangat penonton. Berikutnya ia membawakan lagu “Lucky Bruto”, “Readymade” dan nomor kencang seperti “Rebellion” yang menunjukkan kemampuan vokalnya secara maksimal dengan berteriak lalu diiringi dengan vokal rendah di bait berikutnya yang membuat penonton menganga dan semakin menghormati kualitas vokal Ado yang fleksibel layaknya karet. Lagu dari One Piece Film Red “Fleeting Lullaby (Utakata Lullaby)”, dan “Tot Musica” juga dibawakan di bagian pertama konser Ado sambil menyelipkan lagu di album perdananya seperti “Motherland” dan “Gira Gira”.
Ia juga membawakan ulang lagu yang viral di kalangan utaite dan Vocaloid dari Kikuo berjudul “Aishite Aishite Aishite” yang memang sulit untuk dibawakan karena naik turunnya notasi lagu tersebut dan Ado membawakan lagu tersebut dengan baik dan tepat sasaran meskipun ia terdengar sedikit ngos-ngosan dalam mencapai nada yang sebenarnya agak tidak masuk akal dibawakan oleh penyanyi manusia.
Ado mengambil nafas sejenak sambil menyapa penonton Indonesia di dalam sangkarnya. Ia bercerita tentang panasnya Jakarta dan juga kecemasannya tampil keliling dunia yang ia harus hadapi demi bisa memberikan penampilan terbaik kepada penggemarnya.
Setelah ia menyapa penonton, Ado memulai bagian kedua konsernya yang diisi dengan hits Ado seperti “I’m invincible (Watashi wa Saikyou)”, “Ashura-chan”, “Kura Kura”, “Yoru no Pierrot (TeddyLoid Remix)”, “KokoroToIuNaNoFukakai” dan membawakan ulang tembang city pop paling populer di dunia yaitu “Mayonaka no Door ~Stay With Me” dari Miki Matsubara yang tentunya membuat para penonton berkaraoke massal. Ia menutup penampilan bagian keduanya dengan “Show” yang membuat para penontonnya berjoget brutal sambil diiringi dengan lightstick biru.
Setelah Ado turun panggung untuk sejenak ia kembali lagi dengan lagu kencang yang ia simpan sebagai penghabisan energi untuk dirinya dan penontonnya. “Backlight (Gyakkou)” dan “FREEDOM” dibawakan dan dilanjutkan dengan lagu legendaris di kalangan pecinta Vocaloid yaitu “Senbonzakura” yang sukses membangkitkan kenangan para pecinta Hatsune Miku dan serasa menonton Miku Expo Indonesia 2014. Ado menyapa penonton terakhir kalinya sambil berjanji dia akan kembali lagi ke Jakarta serta berterima kasih kepada skena utaite yang membesarkan namanya, setelahnya ia membawakan lagu paling EDM dari katalog karyanya yaitu “Odo” yang sukses menghabiskan energi penontonnya dengan berjoget bersama dan menutup penampilannya pada malam itu sambil.
Ada dua hal yang menarik untuk ditelaah ketika Ado tampil. Pertama, adalah konsep “kurungan” yang Ado bawa di turnya kali ini seolah memberikan kesan bahwa Ado ingin tampil tanpa harus memikirkan berbagai macam tentang baju apa yang ia gunakan, muka dia seperti apa, dan berbagai macam hal lainnya yang menyangkut tentang penampilan fisiknya. Meskipun Ado tampil di dalam sangkar ia terus berjoget dan bergerak kesana kemari mengikuti irama lagu, seolah ia nyaman bergerak dan bersuara di dalam utopia yang ia buat. Kedua, tidak tampaknya muka Ado selama konser seolah meneruskan tradisi penyanyi utaite seolah meneruskan tradisi penyanyi utaite yang selalu misterius dan tidak pernah menunjukkan muka aslinya ke publik. Penonton dan staf tidak diperbolehkan merekam penampilan Ado selama ia tampil bahkan sampai memberikan stiker putih untuk menutup kamera handphone. Hal ini bisa merepresentasikan bahwa penyanyi yang lahir dari skena utaite memang hanya ingin dikenal lewat karyanya bukan dari tampaknya seperti apa. Sebuah hal yang kontradiktif memang apalagi industri musik selalu mengelu-elukan penampilan fisik dari penyanyinya, tapi menjadi sebuah keunikan tersendiri dan bisa dikatakan sebagai sebuah penyegaran di industri musik.
Dengan semua hal yang disebutkan di atas, bisa dibilang Ado menjadi representasi penggemar penyanyi utaite yang ingin menikmati sebuah lagu tanpa harus melihat penampilan fisik artisnya secara utuh, terlebih lagi lagu dari penyanyi utaite ini mempunyai lirik yang sangat dekat dengan Gen Z.
Pada malam itu, Ado memberikan harapan kepada para penontonnya bahwa mereka bisa bersuara dan menyampaikan karyanya terlepas dari tampilan fisiknya selama karyanya itu bagus dan relate dengan audiensnya. Jika tidak percaya akan hal itu coba cek lagu “Usseewa” dan bagaimana lagu tersebut mengubah lanskap musik Jepang saat ini.
Terima kasih banyak kepada Universal Music Japan atas undangan konsernya sehingga essai tentang Ado dan pengaruhnya di dunia musik utaite bisa terwujud.