Wah, tidak terasa Pitbull sudah menghadirkan album ke-10! Tapi sebenarnya kehadiran "Climate Change", demikian judulnya, agak telat dari biasanya karena mengalami penundaan. Bukan berarti dua tahun semenjak "Dale" (2015), ia menghilang begitu saja, karena kerap merilis single demi single atau menjadi featuring act untuk artis lain.
Semenjak memulai karir di tahun 2004, Pitbull secara konsisten menghadirkan album yang kaya dengan nuansa pesta, sehingga album cenderung bersandar pada lagu-lagu bercorak dance. Bahkan memasuki dekade kedua abad 21 ia pun dengan ekstensif memeluk EDM sebagai sajian musikalitasnya. Bagaimana dengan "Climate Change"? Apakah trik tersebut masih digunakan oleh Pitbull?
Bisa ya, bisa tidak. Tentu saja dance masih menjadi alas untuk lagu-lagu yang terdapat dalam album "Climate Change". Masih dalam pendekatan ala EDM. Hanya saja, sesuai dengan trend yang berlaku selama dua tahun terakhir, EDM Pitbull bergerak ke arah house, tropical dan bahkan reggaeton dan dancehall.
Meski memakai judul "Climate Change", jangan terlalu berharap rapper asal Miami yang bernama lengkap Armando Christian PĂ©rez ini akan membicarakan tentang isu-isu lingkungan hidup. Degan jargon "Mr. Worldwide!" yang tetap dihadirkan di berbagai kesempatan, "Climate Change" bagi Pitbull adalah pergerakan dalam pendekatan musikalitas tadi.
Album dibuka dengan "We Are Strong" yang menampilkan Kiesza sebagai pengisi vokal, Pitbull memang berbicara tentang politik - pemilihan presiden misalnya - namun lagu jelas lebih tertarik berbicara tentang hal-hal yang lebih ringan. "Love is battlefield," nyanyi Kiesza dalam chorus lagu bergaya tropical ini.
Pemilihan Kiesza sebagai artis pendukung ini cukup segar, mengingat sang penyanyi memiliki pendekatan musik yang cukup eklektik. Meski sayangnya kekuatan Kiesza tidak dimanfaatkan secara prima oleh lagunya. Setidaknya ini jeda di tengah pilihan Pitbull yang lagi-lagi mengajak Jennifer Lopez atau Enrique Iglesias yang membantunya di track 'Sexy Body' dan 'Messin' Around'. Jika 'Sexy Body' adalah sebuah track euro-house yang terdengar sangat 90-an, maka 'Messin' Around' adalah pop mid-tempo yang juga terdengar lawas. Dua lagu catchy tapi tidak menawarkan sesuatu yang baru.
Oleh karenanya kolaborasi Pitbull bersama Robin Thicke, Joe Perry dan Travis Barker dalam track 'Bad Man' yang memadukan rock, soul dan dance dalam takaran yang pas. Kolaborasi bersama rekan sesama rapper asal Miami, Flo Rida, serta LunchMOney Lewis, dalam sebuah track funk seru, 'Greenlight', juga variasi yang memberi warna tersendiri untuk lagunya. Sebagaimana Pitbull, Flo Rida pun kerap memanfaatkan EDM sebagai materinya, hingga hadirnya mereka dalam sebuah lagu dance yang lebih... konvensional adalah alternatif menarik.
Selebihnya "Climate Change" mengandalkan pop-house sebagai usungan musik untuk lagu-lagunya. Mulai dari 'Better On Me' bersama Ty Dolla $ign, 'Only Ones to Know' bersama Leona Lewis dan 'Dedicated' bersama R. Kelly dan Austin Mahone. Lagu-lagu catchy yang sayangnya gampang terlupakan. Sedikit variasi bisa ditemukan dalam kolaborasi Pitbull dan Jason Derulo, 'Educate Ya', yang after tastenya tidak jauh berbeda.
Untungnya kolaborasi bersama Stephen Marley, 'Options', bisa menjadi alternatif segar di tengah dentum beat yang memenui lagu. Balada berwarna reggae ini mengizinkan kita untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya menyesap minuman dan kembali memanaskan lantai dansa.
Sebagian besar track "Climate Change" menghadirkan Pitbull bersama featuring act, dengan pengecualian 'Freedom'. Harus diakui jika karakternya memang cukup kuat, sehingga di tengah banjir nama-nama musisi lain yang memenuhi album, namun Pitbull tetap terdengar menonjol.
Album ditutup dengan 'Can't Have' sebuah track kolaboratif bersama Steven A. Clark dan Ape Drums. Dancehall yang kekinian mungkin adalah latar untuk lagu ini. Meski tanpa kehadiran Pitbull lagu ini sebenarnya masih akan tetap hadir secara singular. Namun dengan kehadiran Pitbull, tentu saja lagunya menjadi sangat Pitbull. Ini bisa jadi baik, bisa jadi tidak. Tergantung selera masing-masing. Tapi kalau saya yang ditanya, makanya jawabannya tidak. Untuk sebagian besar lagu dalam "Climate Change", ia terasa seperti tempelan, yang jika dihilangkan tidak akan mempengaruhi lagu secara signifikan. Toh, sebagian besar adalah track dance yang lebih mengedepankan ritme dan beat. Dan sebagian besar lagu-lagu tersebut sudah memiliki ritme dan beat kuat tanpa harus ada Pitbull. Ironis memang.
Mungkin yang diperlukan Pitbull bukan lagu-lagu bercorak "party" saja, akan tetapi sesuatu yang organis dengan ciri khasnya sendiri. Sebenarnya beberapa lagu dalam "Climate Change" sudah mengakomodasi hal tersebut. 'Options' misalnya. Tapi rupa-rupanya stamina Pitbull masih ingin tetap dicurahkan dalam lagu-lagu dance. Tentu saja itu hak prerogatif sang musisi. Sebagai pendengar, jika memang masih ingin mendengar, adalah menikmati lagu-lagu dance tawaran Pitbull yang masih menjalankankan tugasnya dengan baik.
1."We Are Strong" (featuring Kiesza) 3:36
2."Bad Man" (featuring Robin Thicke, Joe Perry and Travis Barker)3:35
3."Greenlight" (featuring Flo Rida and LunchMoney Lewis)4:05
4."Messin' Around" (featuring Enrique Iglesias)3:42
5."Better on Me" (featuring Ty Dolla $ign) 3:47
6."Sexy Body" (with Jennifer Lopez) 3:43
7."Freedom"2:55
8."Options" (featuring Stephen Marley)3:59
9."Educate Ya" (featuring Jason Derulo) 3:33
10."Only Ones to Know" (featuring Leona Lewis)3:50
11."Dedicated" (featuring R. Kelly and Austin Mahone) 3:56
12."Can't Have" (featuring Steven A. Clark and Ape Drums)3:35