CreativeDisc Exclusive Interview Sandro Cavazza: Pendatang Baru Asal Swedia

Oleh: welly - 13 Nov 2018
CreativeDisc Exclusive Interview Sandro Cavazza: Pendatang Baru Asal Swedia

Dengan suara yang mencerahkan setiap lagu yang disentuhnya dan bakat untuk menciptakan musik pop dan penuh perasaan yang mengesankan dan penuh semangat, Sandro Cavazza sulit untuk dilewatkan. Dari bermain di stasiun kereta bawah tanah hingga tur keliling Amerika dengan Avicii, ia adalah bukti nyata ke mana bakat bisa membawamu. Pekerjaan solo Sandro menanjak cepat dengan "High with Somebody" yang monumental, mendapat posisi sebagai salah satu lagu terbaik Swedia musim panas lalu.

Ada sejarah yang menarik di balik apa yang membuat Sandro Cavazza berada di tempatnya sekarang. Selama masa remajanya di Swedia, Sandro dikelilingi oleh ikon musik pop dan rock seperti Queen, Eagle Eye Cherry, Craig David, dan Red Hot Chili Peppers. Dia mulai bernyanyi pada usia enam tahun dan menulis lagu pertamanya pada usia tujuh tahun. Kemudian, Sandro fokus pada keterampilan ini di Rytmus, sekolah musik bergengsi Stockholm yang sebelumnya juga melahirkan Tove Lo, Robyn, dan Icona Pop. Setelah beberapa pasang surut yang memengaruhi musik Sandro, ia memutuskan untuk pindah ke Los Angeles dan mendaftar di sekolah musik di sana, dimana pelatihan vokalnya membantu menciptakan suara yang memukau dengan emosi yang sangat terdengar dalam pekerjaannya saat ini. Inilah awal pencapaian Sandro, ia mulai memenangkan penghargaan dengan bandnya, tur bersama Allen Stone, dan bertemu dengan seseorang yang akan menjadi produser dan kolaborator dekatnya, Dhani Lennevald. Semua ini terjadi ketika Sandro menghabiskan waktu luangnya bermain set dengan gitar akustiknya di stasiun kereta bawah tanah.

Setelah co-writing dan top-lining lagu di album hit Avicii, "Stories", pasangan ini turun ke jalan bersama untuk tur menulis di seluruh AS. Kemudian, kesempatan muncul untuk Sandro untuk bekerja dengan Lost Frequencies, yang menghasilkan lagu "Beautiful Life". Kolaborasi antara Sandro Cavazza dan Avicii berlanjut, menghasilkan rekor platinum 2017 mereka, "Without You", yang telah mendapat ratusan juta global stream, memuncak pada peringkat 1 di Spotify di 11 negara, termasuk Swedia dan Norwegia, dan masuk ke Spotify Top 50 di banyak negara lainnya (#2 di Belgia, #8 Prancis, #10 Inggris, #28 AS, dll.).

Karir solo Sandro Cavazza juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa album full-length, Sandro sudah memiliki single hit. "High with Somebody" memiliki lebih dari 14 juta global stream, dan mencapai sepuluh besar di Spotify Swedia, serta status Platinum. Rekor itu menjadi hit airplay # 1 di radio Swedia sementara juga menerima dukungan di beberapa negara seperti Denmark, Italia, dan Norwegia. Musik Sandro Cavazza terletak di persimpangan sempurna antara keterkaitan dan danceability. "Lagu-lagu itu semuanya terhubung dengan kejujuran," ungkapnya saat menjelaskan EP debutnya. Lagu-lagunya memiliki nada yang tepat untuk menarik Anda, dan kemampuan emosional untuk membuat Anda terus mendengarkan. Hari-hari ini, Sandro terus menulis musiknya sendiri dan mempersiapkan masa depan. Dia bahkan terlihat tampil bersama Kygo.

Sebelum tampil di konser Kygo malam ini (2/11), CreativeDisc mendapatkan kesempatan interview bersama Sandro Cavazza oleh Universal Music Indonesia. Simak wawancara eksklusif antara CreativeDisc dengan Sandro Cavazza disini:

CD: Kami dengar anda sudah ada di Jakarta selama 2 hari ini, apakah benar?

SC (Sandro Cavazza): Ya, benar sekali

CD: Bagaimana tanggapannya tentang Jakarta?

SC: Jakarta sangat sibuk, dan indah. Kalian mendapat banyak sekali pengaruh dari seluruh dunia, dan saya merasa (Jakarta) sangat fantastik.

CD: Apakah anda sedang mengerjakan proyek single baru?

SC: Ya. Saya telah mengerjakan proyek ini selama 1 tahun, (lagu ini) adalah yang tergila yang pernah saya buat, dan berjudul “Used To”, dan kami telah mengambil foto untuk Music videonya selama setahun, jadi saya sangat bersemangat untuk merilisnya.

CD: Jadi bagaimana terbentuknya lagu ini? Anda juga bekerja dengan Lou Elliotte, apakah dia temanmu?

SC: Ya. Jadi, Lou Elliotte, dia menjadi teman saya. Kita sudah bekerja sedikit. Dia adalah seorang penulis lagu yang hebat. Kami pernah bekerja sedikit di Swedia, dan ketika saya mendengar suaranya untuk pertama kalinya, saya tanya dia apakah dia mau ber-duet denganku. Karena saya punya ide gila ini, dan kita punya lagu yang baru saja selesai, dan saya butuh vokalis, saya ingin menjadikannya duet. Jadi kami memiliki ide, untuk berkeliling seluruh dunia, memalsukan sebuah hubungan untuk video musiknya. Dan kalau kalian lihat video musiknya, hubungan itu terlihat sangat asli, seakan akan saya sangat peduli padanya. Dia (Lou) adalah seniman yang hebat.

CD: Tadi anda bilang bahwa lagunya sudah selesai dan butuh vokalis. Artinya anda yang menulis lagu itu sendiri, bukan?

SC: Ya, benar. Saya menulisnya bersama Shy Martin dan kami bertiga yang menulis fondasinya, kemudian Lou masuk dan membuat beberapa perubahan, perubahan minor untuk membuatnya rampung, dan produser juga berkontribusi. Dalam proses pembuatan lagu, banyak orang datang membawa potongan terakhirnya. Dan begitulah bagaimana lagu ini ada.

CD: Jadi bagaimana dengan proses menulismu? Apakah anda menyimpan buku catatan kecil, menulis ide di atasnya, dan mengulasnya di rumah? Atau mungkin merekamnya di smartphone?

SC: Saya sangat ingin melakukannya secara old school, dan menggunakan pulpen dan buku tulis. Tapi saya catat idenya di handphone, saya rekam di handphone, saya rasa itu cara paling umum ketika saya tidak ada di studio, tapi karena saya cukup beruntung untuk sering ada di studio, sebagian besar proses menulis lagu terjadi di situ. Beberapa lagu membutuhkan 20 menit untuk selesai, dan beberapa lagu butuh 1 tahun. Karena itu tergantung jika kamu punya waktu untuk menyelesaikan lagunya. Tapi belakangan ini saya mencoba untuk menyelesaikan lagu itu ketika in session. Jadi saya punya mindset yang sama. Karena itu bisa cukup sulit untuk kembali dan menulis ulang lagu yang ditulis 4-5 bulan lalu. Jadi itu proses saya.

CD: Tentang single terbarumu, 'Used To'. Lagu ini tentang apa?

SC: Tentang hubungan yang sempurna, yang gagal. Dan kedua orang yang menyanyikan itu memiliki perspektif mereka sendiri tentang kenapa hubungan itu gagal. Tapi tidak ada dari mereka yang mengerti alasan sesungguhnya karena (bagi mereka) hubungan itu sangat sempurna. Mereka melakukannya semuanya dengan tepat. Mereka berfoto bersama, mereka meng-upload-nya ke Instagram, mereka terlihat sempurna, dan semua orang menyatakan “kalian memiliki hubungan yang sempurna, kalian adalah pasangan yang sempurna.” (Lagu) ini adalah semacam tanggapan terhadap bagaimana kita menjalani hidup kita dan hubungan kita di media sosial. Jika kamu membagikan foto kamu sedang terlihat bahagia, bukan berarti bahwa kamu bahagia. Jika kamu membagikan foto (tentang) sehebat apa acaramu, tidak berarti bahwa itu hebat. Itu cuma apa yang kamu ungkapkan ke orang lain. Musik videonya adalah komentar pada media sosial. Yang berkaitan dengan hubungan. Dan lagunya itu tentang tidak mengetahui bagaimana sesuatu menjadi salah.

CD: Jadi kapan video musiknya keluar?

SC: Dalam waktu dekat.

CD: Mari kita bahas kolaborasimu dengan Kygo. Apakah anda ingin bekerja lagi dengannya?

SC: Tentu saja. Kyrre (nama asli Kygo) adalah teman dekat saya. Dan saya senang bekerja dengannya. Saya suka bergaul dengannya. Dan berkolaborasi dengannya itu tidak terhindarkan.

CD: Apakah anda ingin membuat musik dengan musisi lainnya?

SC: Saya ingin sekali bekerja dengan seorang penulis lagu, tentunya Chris Martin (Coldplay). Dia terlihat sebagai penulis lagu dan orang yang fantastik, dan saya menganggap itu penting untuk saya untuk bisa bekerja dengan baik bersama orang lain yang juga orang baik. Bahwa kita memiliki nilai yang sama, dan saya melihat itu di Chris Martin, dan kita akan akrab, semoga.

Teks: Jason

welly