riadini
Universitas Melbourne, Australia akan mengadakan simposium akademis internasional pertama di dunia mengenai pengaruh dari kepopuleran Taylor Swift.
"Swiftposium" akan mengeksplorasi pengaruh megabintang tersebut dalam segala hal mulai dari industri musik hingga budaya dan ekonomi. Pihak penyelenggara berharap acara yang akan berlangsung selama 3 hari ini akan menarik minat para peneliti dari seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Acara tersebut akan diadakan pada bulan Februari 2024, di minggu yang sama saat Taylor Swift membawa Eras Tournya yang memecahkan rekor ke Australia.
Penyanyi berusia 33 tahun ini telah menjadi salah satu artis dengan penghasilan tertinggi dan paling banyak mendapat penghargaan sepanjang masa, sekaligus memicu perbincangan tentang segala hal mulai dari royalti streaming dan kepemilikan musik hingga kebencian terhadap wanita dan budaya pembatalan.
"Dia sungguh fenomenal," kata penyelenggara Swiftposium, Jennifer Beckett, dari Universitas Melbourne kepada BBC.
Oleh karena itu, meskipun ide untuk mengadakan acara ini dimulai dengan tweet yang setengah serius pada awal tahun, dengan cepat mendapat dukungan dari tujuh universitas di Australia dan Selandia Baru.
Mereka pun telah menyediakan 'Blank Space' dengan harapan Taylor Swift berkenan untuk mampir.
“Jika Taylor Swift ingin datang… Saya pikir kita semua pasti akan sangat gembira, tapi undangan itu pasti ada,” kata Dr Beckett.
"TayTay jika kamu ingin datang, kami dengan senang hati menyambutmu."
