Label Rekaman Coba Hentikan Para Musisi untuk Ikutan Tren Rekam Ulang Taylor Swift

Oleh: riadini - 06 Nov 2023

Label rekaman dan perusahaan rekaman telah berupaya mencegah para artis untuk merekam ulang album mereka seperti yang telah dilakukan oleh Taylor Swift.

Tren ini, meski telah ada selama beberapa dekade, baru-baru ini kembali dipopulerkan oleh pelantun 'Red' tersebut, yang telah mengumpulkan miliaran streaming dan memecahkan rekor Spotify dengan rekaman ulang albumnya yang berjudul ‘Taylor’s Version’.

Proyek-proyek barunya, termasuk album rekaman ulangnya seperti "Red", "Speak Now", "Fearless" dan yang terbaru "1989", muncul setelah Scooter Braun membeli Big Machine Records (yang memiliki master dari enam album pertama Swift) pada tahun 2019 seharga $300 juta.

Kini, label-label besar seperti Universal Music Group, Sony Music Entertainment, dan Warner Music Group berupaya menghentikan artis-artis yang mengikuti jejak Taylor Swift dan dilaporkan telah merombak perjanjian bagi artis-artis yang baru menandatangani kontrak.

Sebelumnya, artis diharuskan menunggu dua periode sebelum mereka dapat merilis ulang musiknya. Misalnya, sekitar lima tahun setelah tanggal rilis aslinya, atau dua tahun setelah kontrak berakhir. Namun, menurut sebuah laporan, pengacara musik papan atas mengatakan bahwa mereka telah melihat kontrak yang memperpanjang jangka waktu tersebut hingga 30 tahun.

Dalam berita Taylor Swift lainnya, penyanyi tersebut dilaporkan menjadi artis yang paling banyak diputar dalam satu hari dalam sejarah Spotify dan album yang baru dirilis, "1989 (Taylor’s Version)" dikonfirmasi sebagai album Spotify yang paling banyak diputar dalam satu hari pada tahun 2023 sejauh ini.

Ia juga dilaporkan menjadi miliarder setelah menggelar Eras Tour di AS dan menayangkan film untuk konsernya tersebut.

riadini
More from Creative Disc