Exclusive Interview With Mike Mangini: "I'm a Different Person"

Oleh: budi-susanto - 06 Nov 2014

Ditemui di Business Centre, The Sultan Hotel, Jakarta, siang tanggal 26 Oktober 2014, Mike Mangini, drummer Dream Theater mengaku senang untuk kembali ke Indonesia. Ini adalah kali kedua Mike Mangini dan Dream Theater mengadakan show di Indonesia, setelah konser Dream Theater pertama di Indonesia tahun 2012 lalu.

Ada satu hal yang tidak banyak orang tahu tentang Mangini. Ia mengakui bahwa ia pernah memiliki cedera di tangan, yang meskipun tidak mempengaruhi permainan drum-nya, tapi cedera itu menyulitkan ia untuk bersalaman dengan orang lain. “Tanganku terasa sakit kalau bersalaman dengan orang lain.”

Sejak bergabung bersama Dream Theater, Mangini mengakui ada beberapa perubahan dalam musiknya. Mangini harus menyesuaikan timing dan tempo drum-nya dengan instrument lain. Contohnya, ketika tempo gitar John Petrucci yang selalu konsisten tanpa merubah timing sehingga sering terjadi “delay”, Mangini akan tetap menyesuaikan beat drum dengan alunan gitar Petrucci. Untuk menyesuaikan beat drum-nya, Mangini mengaku tidak perlu waktu lama karena penyesuaian ini adalah proses yang simple.

Mangini mengaku memiliki ritual khusus sebelum konser. Dia akan menyendiri agar bisa memfokuskan pikiran. Selain itu, Mangini juga akan melakukan pemanasan, “to get the proper motion in my feet and hands.” Bermain drum selama konser membakar banyak kalori, jadi makan banyak adalah salah satu kebiasaan Mangini sebelum konser. Mangini tidak ingat kapan dan bagaimana awal kecintaannya akan drum tumbuh. “It’s the spirit,” akunya.

Setelah tur Dream Theater berakhir, istirahat adalah hal yang akan dilakukan Mangini dan member Dream Theater lainnya, karena mereka harus menyiapkan materi album baru Dream Theater dan memulai proses pembuatan album.

Mangini mengaku tidak memiliki drummer favorit, tapi Mangini menyukai The Beatles dan Ringo Starr sebagai drummer sejak dia kecil. Perbedaan gaya drumming Mangini sebelum dan setelah Dream Theater adalah ketika masih bergabung dengan Annihilator, Mangini mengaku permainannya seperti “drum machine”, dan permainannya menjadi “poly-rhythmic” setelah bergabung bersama Dream Theater.

Mangini adalah orang yang sangat mudah membangun chemistry dengan musisi lain, termasuk diawal keanggotaannya dengan Dream Theater. Ia punya kebiasaan untuk memperhatikan dan menganalisa perilaku orang lain, dan apa yang orang lain rasakan, yang dapat membantunya untuk menyesuaikan diri, termasuk dalam hal bermusik. Ia akan menganalisa kebiasaan permainan musik partner-nya untuk membantunya menyesuaikan beat drum. Ada beberapa musical expression yang dapat membantu menyelaraskan musik. “Dynamic, Time signature, sub-division (how many notes to match the music), parts of instruments, phrases, and musical style”. “Membangun chemistry adalah hal yang sangat penting dalam sebuah band."

Ketika ditanya tentang audisi Drummer Dream Theater yang dia ikuti, dimana akhirnya dialah yang terpilih untuk menggantikan posisi Mike Portnoy di Dream Theater, Mangini mengatakan bahwa dia dihubungi oleh DreamTheater (John Petrucci & James LaBrie) untuk mengikuti audisi itu. Mangini menambahkan bahwa dia mengapresiasi musik Dream Theater, tapi tidak mempelajari lagu-lagu nya. “Ketika anda adalah Proffesional Musicians, anda akan banyak menghabiskan waktu untuk membangun diri sendiri untuk meng-compose music dan mendengarkan music untuk profesi. "Dan saya adalah Guru, itulah yang saya lakukan”. Mike Mangini juga mengakui bahwa dia adalah orang yang berbeda dengan banyak teman-teman seprofesinya. Dia tidak banyak tahu tentang musik dan band-band lain yang, dia mengambil contoh, dia berbeda dengan sahabatnya Mike Keneally (guitarist, keyboardist, composer, pernah bekerja sama dengan Steve Vai, Joe Satriani, James LaBrie dan lain-lain). “Mike Keneally knows almost every bands and artist, He know so many songs, He freaks me out..!. I can’t be like him, I don’t remember bands names, I don’t remember lyrics, I’m different person..”, ujarnya menutup wawancara singkat dengan CreativeDisc sebelum pergi untuk melakukan Sound-Check di Lapangan D Senayan.

Interview by Budi Susanto

Skrip by Sheyla Ashari

Special Thanks to Warner Music Indonesia & Variant

budi-susanto
More from Creative Disc